Sabtu, 02 Oktober 2010

PENGERTIAN, HAKIKAT, DAN KEDUDUKAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN TERHADAP PENDIDIKAN

  1. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi berasal dari kata psyche dan logos, masing-masing kata itu mempunyai arti jiwa dan ilmu. Jadi psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang perbuatan dan tingkah laku manusia. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku itu sebenarnya terdiri dari sejumlah ilmu pengetahuan yang tergabung dalam psychological sciences. Selanjutnya untuk maksud menyebut psikologi perkembangan ini, Alice Crow dan Robert M. Liebert menggunakan istilah genetic psychologi, sementara itu kata geneticberasal dari kata genese yang artinya pertumbuhan. Sedangkan  Robert M. Liebert dalam bukunya Developmental Psychology, 1974, untuk menyebut psikologi perkembangan kadang-kadang menggunakan istilah Psikologi Anak atau Psikologi Genetik[2].
Akan tetapi, sejak dahulu tidak pernah dijumpai kata sepakat tentang apa yang dimaksud dengan jiwa (soul). Sejak zaman Yunani Kuno, para filosuf berusaha mempelajari jiwa. Plato misalnya, mengatakan jiwa adalah ide, Hipocrates berpendapat jiwa adalah karakter, sedangkan Aristoteles mengertikan jiwa sebagai fungsi mengingat. Kemudian pada abad ke-17, Rene Descartes, filosof Perancis, berpendapat bahwa jiwa adalah akalatau kesadaran. George Berkeley, filosuf Inggris yang hidup diakhir abad ke-17, menyatakan jiwa adalah persepsi. Sementara itu, John Locke, filosuf Inggris lainnya, beranggapan bahwa jiwa adalahkumpulan ide yang disatukan melalui asosiasi.(Sarwono, 1992).
Selanjutnya, ketika ilmu faal mulai berkembang pada abad ke-18, para ilmuwan di bidang ini mengkaitkan jiwa dengan prosessensorimotoris, yaitu pemprosesan rangsangan-rangsangan yang diterima oleh saraf-saraf indera (sensoris) di otak sampai terjadinya reaksi berupa gerak otot-otot (motoris) maupun sekresi kelenjar-kelenjar. Marshall Hall, misalnya menemukan mekanisme refleks dan Paul Broca menemukan pusat bicara di otak, dan lain-lainnya.[3]
Pada tahun 1897, fisiolog (dokter) Wilhem Wundt untuk pertama kalinya mengajukan gagasan memisahkan psikologi dari ilmu-ilmu induknya, yaitu filsafat dan ilmu faal. Keinginan kuat Wundt untuk menjadikan psikologi sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri didasarkan atas keyakinannya bahwa gejala-gejala psikis tidak dapat hanya diterangkan dari proses-proses fisik. Oleh sebab itu, dewasa ini psikologi didefinisikan sebagai “The scientific study of behavior and mental processes”. (Feldman, 1996). Tingkah laku (behavior) adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu organisme yang dapat diamati dan direkam, seperti berteriak, tersenyum, mengedipkan mata, berbicara, dan bertanya. Sedangkan proses mental adalah pengalaman internal yang kita simpulkan dari tingkah laku, atau aktivitas organisme yang bersifat psikologis, seperti sensasi, persepsi, mimpi, pikiran, fantasi, kepercayaan, dan perasaan (Myers, 1996).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar